Selasa, 08 November 2011

Sehelai rambutnya, sepuluh kebaikan didapat

Tanpa terasa kita sudah berada di awal bulan yang mulia yakni bulan Dzulhijjah. Bulan yang merupakan salah satu dari Asyhurul hurum (Bulan-bulan yang diharamkan oleh Allah). Dimana didalam bulan ini Allah menuai beribu-ribu kebaikan yang bisa kita kerjakan. Salah satunya adalah ibadah Qurban. Pengertian qurban sendiri secara terminologi syara’ yaitu hewan yang khusus disembelih pada saat Hari Raya Qurban (‘Idul Al-Adha) dan hari-hari tasyriq (11,12, dan 13 Dzul Hijjah) sebagai upaya untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah SWT. Dalam Islam qurban pertama kali disyariatkan pada tahun kedua Hijriah. Saat itu Rasulullah keluar menuju masjid untuk melaksanakan shalat ‘Idul Adha dan membaca khutbah `Id. Setelah itu beliau berqurban dua ekor kambing yang bertanduk dan berbulu putih. Tradisi qurban sebetulnya telah menjadi kebiasaan umat-umat terdahulu, hanya saja prosesi dan ketentuannya tidak sama persis dengan yang ada dalam syariat Rasulullah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an yang artinya : “Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syariat tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka membantah kamu (Muhammad) dalam urusan syariat ini. Dan serulah kepada agama Tuhanmu, sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus” (QS AI-Haj: 67). Bahkan qurban telah menjadi salah satu ritus dalam sejarah pertama manusia. Seperti dikisahkan dengan jelas dalam AI-Quran surah Al-Maidah ayat 27 mengenai prosesi qurban yang dilakukan oleh kedua putra Nabi Adam AS yaitu Qobil dan Habil. Qurban diselenggarakan tiada lain sebagai refleksi syukur hamba atas segala nikmat yang dianugerahkan Tuhannya, di samping sebagai upaya taqarrub ke hadirat-Nya. Perintah maupun anjuran untuk berqurban sudah amat jelas, baik didalam Al-Qur’an maupun hadits-hadits Rasulullah SAW. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an : فَصَلِّ لِر َبِّكَ وَانْحَرْ “Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah” (QS Al-Kautsar: 1-2). Mayoritas ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan shalat di sini adalah shalat hari `Idul
Adha, sedangkan yang dimaksud dengan berqurban adalah menyembelih hewan qurban. Sedangkan dalil dari hadits yaitu dari Siti Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “Tiada amal anak-cucu Adam pada waktu Hari Raya Qurban yang lebih disukai Allah daripada mengalirkan darah (berqurban). Dan bahwasanya darah qurban itu sudah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah sebelum jatuh ke tanah. Maka laksanakan qurban itu dengan penuh ketulusan hati.” (HR. At Tirmidzi) Rasulullah SAW bersabda tentang keutamaan qurban bahwasanya qurban itu akan menyelamatkan pemiliknya dari kejelekan dunia dan akhirat. Beliau juga bersabda “Barang siapa telah melaksanakan qurban, setelah orang itu keluar dari kubur nanti, ia akan menemukan qurbannya berdiri di atas kuburannya, rambut qurban itu terdiri dari belahan emas, matanya dari yaqut, kedua tanduknya dari emas pula. Lalu ia terheran-heran dan bertanya, ‘Siapa kamu ini ? Aku belum pernah melihat sesuatu seindah kamu,Hewan itu menjawab, “Aku adalah qurbanmu yang engkau persembahkan di dunia. Sekarang naiklah ke atas punggungku”. Kemudian ia naik dan berangkatlah mereka sampai naungan Arasy, di langit yang ketujuh” Dalam satu riwayat disebutkan, Nabi Dawud AS pernah bertanya kepada Allah SWT tentang pahala qurban yang diperoleh umat Nabi Muhammad SAW. Allah SWT menjawab, “Pahalanya adalah Aku akan memberikan sepuluh kebajikan dari setiap satu helai rambut qurban itu, akan melebur sepuluh kejelekan, dan Aku akan mengangkat derajat mereka sebanyak sepuluh derajat. Tahukah engkau wahai Daud, bahwa qurban-qurban itu adalah kendaraan bagi mereka di hari kiamat nanti, dan qurban-qurban itu pula yang menjadi penebus kesalahan-kesalahan mereka.” Hikmah yang bisa kita ambil dari qurban banyak sekali. Pertama, untuk mengenang nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim dengan digagalkannya penyembelihan putranya, Ismail AS, yang ditebus dengan seekor kambing dari surga. Kedua, untuk membagi-bagikan rizqi yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia saat Hari Raya ‘Idul Adha, yang memang menjadi hari membahagiakan bagi umat Islam termasuk juga agar orang-orang fakir miskin juga bisa merasakan kegembiraan seperti yang lainnya. Sebagaimana telah disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw (artinya): “Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” (HR. Muslim). Dan yang Ketiga yaitu untuk memperbanyak rizqi bagi orang yang berqurban, karena setiap hamba yang menafkahkan hartanya di jalan Allah tentunya akan mendapatkan balasan berlipat ganda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar